godepok.com, Memperingati 24 tahun jatuhnya rezim orde baru sejumlah mantan aktivis 98 melakukan reuni kabar sekaligus syawalan nasional di Imperial Ballroom The Rich Hotel Yogyakarta, Minggu (22/5/2022).
Acara yang di buka dengan mengumandangkan lagu Indonesia raya dengan 3 stanza ini di hadiri oleh ribuan mantan aktivis 98 dari beberapa Provinsi.
Hengky Irawan mantan aktivis 98 yang pernah bergabung dalam Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred) dan saat ini menjadi Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan Dewan Pimpinan Nasional
Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi 98 (Barikade 98) mengatakan bahwa pertemuan para mantan aktivis 98 ini menjadi tonggak awal berkumpulnya kembali mantan aktivis 98 untuk mengingatkan kembali bahwa perjuangan reformasi 98 belum usai.
Baca Juga: Larangan Ekspor Dicabut, Puan Minta Pemerintah Benahi Tata Niaga Minyak Goreng
Acara reuni aktivis 98 yang di inisiasi oleh Gus Muafiq dengan tema Ngumbar Demonstran yang berserak, yang bergerak ini menurut Hengky juga untuk mengingatkan akan praktik politik 5 tahunan atau politik praktis semata.
"Forum ini untuk mengingatkan kembali kepada rekan-rekan aktivis 98 agar tidak terjebak dalam politik praktis 5 tahunan, karena sebentar lagi kita akan menghadapi pemilu 2024, sehingga jangan mau di pecah belah dengan kepentingan politik 5 tahunan ini, karena dahulu kita menumbangkan rezim orde baru dengan satu cita-cita mewujudkan Indonesia adil dan makmur seperti yang termaktub dalam undang-undang dasar kita," kata Hengky Irawan di sela acara Ngumbar Demonstran.
Baca Juga: Puan Apresiasi Kontingen Indonesia Raih 3 Besar SEA Games 2021
Lebih lanjut Hengky mengatakan, para demonstran ini selain agen perubahan bisa juga sebagai marketing isu, ia menganggap Demonstran selain bisa membawa isu yang positif juga bisa menjadi pembawa isu yang memecah belah.
"Karena demonstran kalo mau di katakan sebagai marketing isu, macam-macam isu yang bisa di bawa dari mulai isu yang konstruktif, membangun juga bisa membawa isu yang destruktif yang sifatnya titipan atau isu memecah belah, contohnya ada isu sektarian, isu agama, isu yang menuding kelompok lainnya seakan-akan tidak sesuai dengan maunya dia, atau kepentingan pilih memilih calon presiden, sehingga itu bisa memecah belah masyarakat, keluarga. Dengan acara ini kita mencoba merefleksikan semangat itu, ayo kita sama-sama perubahan kita kawal, agenda reformasi kita kawal," tambahnya.
Artikel Terkait
Jemparingan, Olahraga Sekaligus Olah Rasa
Peringati Hari Listrik ke 77, Puluhan Rumah Di Purworejo Terima Sambungan Listrik Gratis
Blusukan Beri Bantuan untuk Pedagang Pasar Muntilan, Jokowi dan Ganjar Diserbu Massa
Tidak Terdaftar DPT, Warga Jepara Tetap Bisa Nyoblos
Sultan Lantik PJ Walikota Yogyakarta dan PJ Bupati Kulonprogo
Meski Kalah dari Crystal Palace, Manchester United Tetap Lolos ke Liga Eropa